Sunat Smart Klemp di Rumah Sunatan
Keputusan Khitan kali ini benar-benar dadakan, bahkan sama sekali ga pernah ada bayangan mau khitan kaka Danis di usia berapa. Setelah observasi 24 jam pasca demam kedua yang bisa kamu baca ceritanya dipostingan sebelum ini, akhirnya aku dan suami memutuskan untuk segera meng-khitan kaka Danis.
Saking dadakanya, setelah khitan aku dan suami baru sadar
kalau di sekitar rumah ada banyak klinik khitan yang bisa jadi rekomendasi.
Tapi saat itu kami hanya membandingkan 2 klinik khitan sampai akhirnya
memutuskan untuk khitan di Rumah Sunat
Dokter Mahdian Jatiasih.
Saat itu sedang ada promo harga khitan yang harusnya Rp 2.500.000
menjadi Rp 2.040.000. Tapi ini belum all
in ya, hanya untuk tindakan khitan dan kontrol pasca khitan (termasuk lepas
klemp seminggu setelahnya). Harga ini diluar biaya obat-obatan di rumah dan
celana sunat (jika perlu).
PROSES KHITAN
Minggu (17 Oktober 2021), pukul 11.00, setelah diberikan pengertian yang
awalnya dia menolak karena takut kesakitan. Justru di minggu pagi, kaka Danis
malah terlihat semangat, bangun pagi dan ingin cepat-cepat menuju tempat sunat.
Sesampainya di lokasi kaka Danis masih sangat semangat meski sekali-kali bertanya
“sakit ya mih nanti”, namun sepertinya dia pasrah aja, sampai masuk ke kamar
sunat.
![]() |
muka pasrah anak soleh mau dikhitan |
Kaka Danis mulai tidak nyaman melihat alat-alat dokter,
meski aku tutupi dan aku paksa dia untuk bermain PS (yang disediakan disana)
namun kaka Danis tetap penasaran ingin melihat apa yang dilakukan dokter.
Alhasil pas dibius pun kaka sudah menangis dan teriak kecil saat tindakan sunat
klemp. Namun, Alhamdulillah setelahnya dokter keluar, kaka Danis mulai reda
tangisnya dan malah asyik bermain PS. Aku meminta ijin dokter dan perawat untuk
memberi waktu tenang kaka Danis karena kebetulan saat itu Kaka Danis adalah
pasien terakhir.
![]() |
asyik main PS setelah khitan |
![]() |
pakai celana sunat setelah tindakan khitan |
Selama perjalanan pulang kaka Danis tidak mengeluh apa-apa hanya sesekali merasa risih karena menggunakan celana sunat, kami pun sempat mampir dulu ke toko mainan karena aku ingin kaka Danis merasa nyaman apabila bius sudah hilang. Dan benar sesampai di rumah, kaka Danis mulai mengeluh sakit meski aku sudah kasih obat penghilang nyeri oral ibuprofen. Sepanjang keluhanya aku juga mengipas-ngipas area khitanya agar dia nyaman. Yang aku rasa puncak nyerinya terjadi pada pukul 5 sore hingga kemalam hari, namun Alhamdulillah pukul 8 malam kaka Danis sudah tertidur dan sepanjang tengah malam hingga subuh dapat tidur lelap tanpa terganggu. Keesokan harinya, syukur Alhamdulillah tidak ada keluhan yang berarti, hanya sedikit cenut-cenut katanya, dan kaka Danis dapat bermain seperti biasa dengan tetap menghindari aktivitas fisik yang berat.
KIT PERAWATAN PASKA KHITAN
Diluar biaya sunat dan kontrol klemp, ada pengeluaran untuk
obat-obatan pasca khitan dan lepas klemp yang dapat kita beli di Rumah Sunat,
disebut KIT Perawatan Paska Khitan (KPPK), dimana didalamnya terdapat cairan
NaCl, alat semprot seperti alat suntik dan cotton bud yang digunakan untuk
basuh setelah anak pipis, obat tetes antibiotic local, 3 kotak kain kasa dan 1
botol kecil betadin yang digunakan untuk perawatan selepas klemp. Kemudian ada
obat anti nyeri (ibuprofen tablet) dan anti bengkak (tablet) - ini saya lupa termauk
dalam KPPK atau tidak. Lalu saya juga membeli 1 buah celana sunat. Total
penambahan biaya adalah Rp 230.000.
Selain konsumsi Ibuprofen untuk mengurangi nyeri paska
khitan, kaka Danis juga mengkonsumsi obat anti nyeri, kedua obat ini hanya saya
kasih untuk 2 hari, hanya pada saat kaka Danis terlihat mengeluh nyeri dan
jaga-jaga agar tidak bengkak. Alhamdulillah untuk pipis pun tidak ada drama
apa-apa, memang awalnya dia takut dan menahan pipis, tapi saya terus kasih
motivasi sehingga dia mau pipis seperti biasa. Setiap setelah pipis, area klemp
dibersihkan dengan air NaCl dengan menggunakan alat seperti suntik, kemudian
dibersihkan sebisanya agar kering (tidak lembab)dengan tissue dan cotton bud
(dibagian dalam klemp). Hal ini dimaksudkan agar tidak ada bakteri/kotoran dari
air pipis yang menempel di klemp yang mana nantinya akan menyebabkan infeksi.
Selain itu setiap 3 kali sehari dilakukan penetesan
antibiotik lokal dibagian dalam klemp dan sisi kanan dan kirinya untuk
mengindari infeksi. Sedangkan utuk mandi, dilakukan seperti biasa. Kebetulan
kaka Danis hobinya main air, jadi dia ga segan-segan mandi. Dan memang dokter
menyarankan untuk mandi seperti biasa agar terhindar dari bakteri. Saya pun
punya pemikiran yang sama, daripada nanti malah jadi penyakit jadi ya Kaka Danis
dimandikan normal saja 2 kali sehari yang penting area khitan dipastikan sebisa
mungkin tidak lembab.
TINDAKAN LEPAS KLEMP
Lepas klemp dilakukan 7 hari setelahnya, yaitu pada hari
Minggu depanya. Di hari Sabtu kita akan mendapatkan pesan WA dari pihak Rumah
Sunat untuk jadwal (jam) lepas klemp dan persiapan apa saja yang harus
dilakukan dirumah. Untuk mempermudah lepas klemp, disarankan agar anak berendam
air hangat selama 30-60 menit, beberapa jam sebelum perjalanan ke RS kemudian
area klemp ditetesi baby oil seperti
melakukan obat tetes lokal. Selain itu, disarankan anak untuk menggunakan Ibu
profen sup (obat anti nyeri yang dimasukan lewat d***r) untuk mengurangi nyeri
saat tindakan. Namun,karena kaka Danis memiliki trauma pada obat supp jadi saya
hanya menggunakan ibuprofen oral saja.
Saya sendiri sudah mulai mengajak Kaka Danis berendam air
hangat di Sabtu sore, juga meneteskan baby oil setelahnya. Keesokanya, di Rumah
Sunat, Pada saat mau masuk kamar tindakan, memang ada trauma yang dialami Kaka Danis.
Baru tiduran saja anaknya sudah mewek, hehe, untungnya proses lepas klemp
sangat cepat, saya aja sampai ga ngeh. Kemudian dokter memberi tahu perawatan
apa saja yang harus dilakukan setelah itu, diantaranya; mengompres area sunat
dengan kasa - betadine selama 5 menit, 3 kali sehari. Kemudian untuk 3 hari
kedepan disarankan tidak mandi sampai area sunat dirasa benar-benar kering.
Pada bagian yang disunat akan ada area melingkar hitam
(disebut kulit mati) yang nantinya akan mongering dan mengelupas sendiri.
Disarankan untuk menggunakan celana biasa (bukan celana sunat lagi) untuk membiasakan
anak. Karena memang setelah lepas klemp Kaka Danis merasa takut apabila area sunatnya
terkena gesekan celana dalam, jadi setelah lepas klemp saya sempat mengalah
untuk menuruti keinginanya menggunakan
celana sunat.
BYE-BYE CELANA SUNAT
Di hari kedua, saya mulai tegas meminta kaka Danis
membiasakan dirinya melepas celana sunat, jadi saat itu saya sampai
mengorbankan tangan saya menjadi pemisah antara kulit ke celananya, tanpa dia
sadari saya pelan-pelan melepas tangan saya, dan Alhamdulillah akhirnya kaka
pun mulai nyaman dengan menggunakan celana dalam biasa dan beraktivitas seperti
biasa. Oleh karena itu, di hari ke-5, Jumat, Kaka Danis sudah mulai masuk
sekolah dan berkegiatan belajar seperti biasa. Oh ya, di hari kedua kaka Danis
sebenernya sudah mulai mandi, tapi sebisa mungkin area sunatnya saya tutupi
agar tidak begitu basah. Untuk kulit matinya sendiri memang baru benar-benar
lepas semua sekitar 10 hari setelah lepas klemp.
---------------
Jadi, setelah tindakan sunat saya malah baru sempat googling
dan membaca ada beberapa keluhan mengenai sunat klemp. Tapi dari pengalaman
saya pribadi, saya merasa puas dan praktis untuk sunat dengan metode ini.
Mungkin karena anaknya juga masih kecil (5 tahun) dan terhitung kurus, jadi
selain secara psikis dia lebih berani (ga banyak mikir takut, yang penting
dikasih kesukaanya) dan karena kurus jadi lebih cepat kering area sunatnya
karena ga ketutup lemak. Alhamdulillah sudah senang dan tenang kalau si jagoan
udah sunat.
Komentar
Posting Komentar