It's not okay to be (always) ok

Yep, seperti kebanyakan orang bilang it's ok to be not ok. Tapi kayaknya sebulan kebelakang ini nampak sebaliknya buat saya.
Capek iya, jenuh apalagi, dan semua itu ternyata adanya dengan kondisi kesehatan yang down dimana udah sebulan ini batuk saya ga ilang-ilang.

Feeling yang sering kali up and down seirama dengan kesehatan yang juga up and down (termasuk kondisi perduitan yang up nya cuman sebentar down-nya berlangsung lama, hiks).
Perasaan ingin cabut dari kerjaan saat ini tak berbalas dengan kenyataan akan susahnya mendapat pekerjaan baru, selain karena usia yang udah masuk 30an, status ibu dengan dua anak dan pengalaman kerja yang cuman di hotel-hotel aja.
Terkadang ada perasaan diri udah ga berfaedah lagi di dunia pekerjaan yang akhirnya makin bikin galau, karena yakin bahwa duet maut krucil di rumah sangan membutuhkan kehadiran saya, lebih dari apapun. Lebih dari negosiasi hati yang beranggapan bahwa membelikan mainan dapat membayar waktu saya untuk mereka.
Tapi apa daya, iman ku belum kuat, masih diimingi keduniawian. Ngelihat temen yang tiap wiken liburan ke hotel, jalan-jalan di mall, makan di restoran mahal, dan yang paling bikin galau mikirin biaya pendidikan anak-anak nantinya.
Dan end up nya ya pasrah aja ngejalanin kerjaan sekarang yang udah di titik jenuh paling tinggi.

Sebagai manusia ya wajar banget untuk ga sempurna, meski dunia pengen liat kita sebagai suatu pribadi yang sempurna. Perasaan sedih, ingin nangis, baper bergejolak di hati sebulan terakhir ini. Tapi ya ini lah aku, terbiasa menggunakan topeng "I'm (always) ok" ketika berhadapan dengan orang lain, sampai pada akhirnya lelah sendiri.

Lelah hati ya lelah fisik juga, mana udah sebulan ini dilanda batuk. Batuk itu bikin capek, dalam arti yang sebenernya, apalagi ditambah dengerin orang yang komentarin. Duh mungkin maksud mereka baik ya tapi dikala hati sedang baper gini rasanya mau marah-marah aja. Eitss tapi ga segampang itu marahnya Rudolfo, kamu kudu Jaim - inhale exhale - karena kamu bukan tipe yang seperti itu. Please deh mengertilah buat kamu yang ga suka denger aku batuk, aku juga ga mau batuk-batuk gini, capek - gatel tenggorokan, dan bukannya ga berobat, semuanya udah, udah ke dokter, udah ganti obat 3 kali. ya gimana lagi kalau tiap hari pergi subuh pulang malam angin-anginan naik motor, begadang 2 malam ngurusin anak-anak yang ikutan sakit, sedihh kan. Coba kalau kamu jadi aku, mau ga???? #kesel.

Dan aku cuman bisa senyum kalau ada yang komen.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Craving more to have baby...

Melahirkan putri cantik ku di RSIA Tambak

Review dokter spesialis anak