Baby Disa Kejang Demam

Aku mau flashback kejadian 5 bulan lalu. Ini tuh pertama kalinya Aku ngadepin yang namanya Kejang Demam.
Sedih banget rasanya karena disat aku panik, aku ngerasa terzalimi sama jasa pelayanan kesehatan yang aku pilih.

19 Juni 2018, 3 hari setelah Lebaranan di Bandung, Baby Disa terserang demam cukup tinggi yang sampai akhirnya menyebabkan kejang. Satu hari sebelumnya, diperjalanan pulang dari Bandung - Jakarta Baby Disa memang sudah mencret dan hangat suhu tubuhnya.
Malamnya di Jakarta sempat panas 38 derajat yang akhirnya kita kasih parasetamol.
Sudah niat sih mau bawa Baby Disa ke RSIA Tambak pagi itu, tapi apa mau dikata jam 8 anaknya keburu Kejang.


Akhirnya pertolongan pertama langsung kita bawa ke RS Mas Mitra Pondok Gede Bekasi. Langsung masuk UGD dan dikasih obat demam rectal (via anus). Disana disarankan untuk menginap minimal semalam untuk dicek dulu penyebab kejang Baby Disa dikarenakan apa. Akhirnya keputusan jatuh untuk mindahin Baby Disa ke RS lain, RS Swasta cukup besar yang terletak di Jalan KH Noer Ali, Bekasi. 

Pagi itu suasana lobi RS terbilang sepi, aku ketemu satpam yang tengah berdiri di depan meja Resepsionis, pikirku baru kali ini ke RS Swasta tapi dicuekin sama satpam. Pintu nggak dibukain dan nggak dikasih senyum-sapa.

Awalnya aku berharap Baby Disa bisa dipegang sama dokter Ayi, Spa. Tetapi karena harus menunggu observasi di ruang IGD akhirnya keputusan RS, Baby Disa dikasih dokter Yenny. Yang buat ku sedih, di RS ini Baby Disa harus diambil darah berkali-kali loh. Pertama kali diambil darahnya yang aku juga ga tau hasilnya apa, karena diminta lagi pengambilan darah kedua untuk cek elektrolit, padahal dari awal dibilang sama suster pengambilan darah pertama untuk cek elektrolit.

Hari pertama selepas dari IGD, Baby Disa langsung di visit dokter yang ditunjuk RS itu, sedihnya dokter malah nakutin dengan bilang "duh lendirnya banyak jangan2 pneumonia". Nggak lama perawat datang dan mengatakan kalau anjuran dokter, Baby Disa harus dirontgen dan karena ada diare, dokter juga menganjurkan vitamin suplemen bermerek interlak yg mana harganya cukup mahal buat saya, yaitu 350rb. 

Rabu, dokter visit sekitar pukul 11.30. Cek keadaan Baby Disa tapi sama sekali nggak ngebahas hasil rontgen. Dokter malah menjelaskan kegunaan suplemen interlak yang sebelumnya saya tolak buat tebus. Akhirnya inisiatif saya, pas dokternya mau keluar kamar saya tanyakan hasil rontgen yang terus dia jawab, "rontgen oh ya mana hasilnya." Etdahhh dia lupa kali kemarin Baby Disa disuruh rontgen. Nggak berapa lama, seorang dokter jaga yang masih muda datang dan berusaha membacakan hasil yg mana anak saya didagnosa bronkopneumonia. Saya tanya seberapa bahaya, treatment penyembuhan harus seperti apa. Tapi ya saya maklum aja sih dia nggak mampu jawab pertanyaan saya.

Dihari ketiga - Kamis. Aku nungguin dokter visit dari pagi, sampai nggak buru-buru ngebeliin si Kakak makan siang. Tapi ditunggu sampai jam 1 dokter ga visit-visit. Aku sampai bolak/ik bertanya ke perawat namun perawat hanya menyuruh menunggu. Akhirnya aku minta ganti dokter karena itu sudah sore, eh panjang umur jam 16.30 dokternya baru visit dengan alasan saat itu beliau sedang cuti. Atas dasar inilah pada hari Jumat aku putuskan untuk keluar dari RS itu. Aku pikir buat apa aku mencoba untuk mengobati anakku tapi ga ditunjang sama pihak RS dan malah aku jadi sakit karena kesel sama pelayanannya.
  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Craving more to have baby...

Melahirkan putri cantik ku di RSIA Tambak

Review dokter spesialis anak