Kuberi nama dia Danis Sakha Atha Rajendra

Alhamdulillah jagoanku sudah lahir...
Namanya Danis Sakha Atha Rajendra. Lahir dengan proses SC dikarenakan ketuban pecah dini. Bayi laki-laki yang terlahir dengan bb 2,9 kg dan tb 46cm lebih cepat 10 minggu dr perkiraan dokter yg sebelumnya pd tgl 16 April 2016.

Kuberi nama Danis sebagai singkatan dr namaku dan ayahnya - Didit Annisa - sedang Sakha artinya adalah dermawan, Atha berarti anugerah dan Rajendra sendiri berasal dari bahasa Sansekerta dg arti lelaki yang sangat tampan. Semoga ya nak pengharapan Mima dan Papih melalui namamu dan doa yg selalu terucap dalam nafas Mima dapat terkabul.
Seperti keajaiban, Danis memang anugrah besar dalam pernikahanku dengan Mas Didit. Menunggu 2 tahun hingga hamil - memang bukan waktu yg terbilang lama jika dibandingkan dengan kasus-kasus program kehamilan lainnya - namun bagi seorang yang mengidamkan kehamilan dan dimana keluarga besar diisi oleh kehadiran anak-anak sepupu maka wajar saja jika setelah 1 tahun pernikahan dan kejadian kuratase dengan kemungkinan PCOS aku sangat takut tidak bisa memberikan anak untuk Mas Didit.
Sebagian wanita (merasa) dinilai/menilai utuhnya mereka apabila telah hamil hingga melahirkan. Oleh karena itu seperti seorang istri/perempuan lainnya begitu gelisah ketika pernikahan sudah menginjak tahun pertama namun tak kunjung dikarunia anak. Apalagi jika melihat sepupu/teman-teman yang menikah setelah kita telah hamil, jangan tanya gondoknya perasaan kami saat mendengar kabar ada yang hamil tanpa pernikahan lebih dulu atau mereka yang membuang anaknya karena belum menikah.
Aku bersyukur telah dinikahi oleh seorang lelaki yang sangat sabar, Mas Didit ga pernah menuntut (memaksakan lebih tepatnya) kehadiran anak dalam pernikahan kami. Menurutnya semua itu karunia Allah yang mana kita ga pernah tahu peruntungan kita di dalamnya. Namun dibalik itu menurutku Mas Didit memiliki keyakinan besar jika dalam rumah tangga kami akan hadir seorang anak.
Hingga pada hari Selasa - Rabu malam pukul 9.30 ketika hendak bersiap tidur malam itu terasa ada letupan kecil di dalam perutku. Perasaan ku pun langsung ga enak, dan benar saja ga lama (ga sampai 1 menit) dari itu mulai keluar air ketuban. Aku pun meminta Mas Didit untuk segera mengantarkan ku ke RSIA Tambak yang malam itu hanya berjarak 5 menit dari rumah.
Sampai di RS aku langsung masuk ruang observasi persalinan dan saat itu hanya baru pembukaan 1. Rasa mulas belum ada, hingga akhirnya pukul 12 malam mulai terasa mulas setiap 30 menit sekali. Perasaan mulas itu terus bertambah hingga menjadi 1 menit sekali pada pukul 3 Pagi dimana masih menginjak pembukaan 2. Mulai pukul 5 perasaan mulas makin terasa cepat dirasakan setiap detiknya, sayangnya ketika pukul 6 dicek pembukaan masih di 3. Bidan masih memberikan waktu hingga pukul 8 Pagi itu, apabila sudah lewat pukul 8 namun pembukaan masih belum banyak maka dianjurkan melakukan secara SC.
Awalnya aku merasa yakin dapat bersalin secara normal begitu merasakan mulas dalam hitungan detiknya. Namun, karena posisi bayi yang belum turun dan pembukaan masih di 3,5 hingga pukul 8. Aku dan Mas Didit memutuskan untuk melakukan SC. Induksi? entah kenapa aku merasa kurang yakin dikarenakan pembukaan yang masih sedikit dan posisi bayi yang belum turun, maka akhirnya persiapan SC pun dilakukan.
Operasi SC hanya memakan waktu sebentar (mungkin cuman 15 menit), tidak lama dari pengaruh obat bius lokal aku merasa mendengar tangis bayi dan beberapa dokter yang mengucap selamat atas kelahiran bayiku. Sayangnya, setelah tindakan operasi aku tidak sempat melakukan tindakan IMD dikarenakan bayi kecilku kedinginan. Setelah itu aku dipindahkan ke ruang penyembuhan. Seperti layaknya tindakan operasi lainnya, aku merasa sangat ngantuk dan memilih tidur hingga efek bius menghilang.

Bagi yang belum tau rasanya melahirkan secara SC, berbeda dengan melahirkan secara normal yang sakitnya dirasakan pada saat melahirkan, untuk SC rasa nyeri dirasakan pasca operasi dimana 1x24 jam Anda dilarang bergerak kecuali miring ke kanan dan kiri. Selain itu jangan coba-coba tertawa apalagi bersin dan batuk, aduhaiiii nyerinya bisa dirasakan 10menit.
Setelah 1x24 jam maka Anda dapat mulai belajar duduk, berdiri hingga berjalan. Apa yang dirasakan? Yah awalnya cukup berat, namun lama kelamaan akan mulai terbiasa :P. Tapi semua rasa nyeri itu tentu saja terbayar ketika aku melihat bayi kecilku apalagi ketika mulai menyusuinya... wow, it so amazing, ga kebayang ada orang yang tega membuang/menyianyiakan bayi. 

Komentar

  1. Mbak saya bisa minta no telp klinik dr ikhsan ambiar yg di raden inten II.jadwal prakte beliau di sana hari apa saja.dan jam berapa.mohon info mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haii mba peggie. Maap banget aku br aktif lagi di blog yaampun ini udh lama banget ya mba dr kamu kirim message. Gimana mba udah hamilkah? Btw ini nomor kontak kliniknya ya mna say.. 02129483816. Semoga masih berguna...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Craving more to have baby...

Melahirkan putri cantik ku di RSIA Tambak

Review dokter spesialis anak